Cerpen Khajeya

Friday, July 08, 2005

KESURUPAN

KESURUPAN
“Tipis! Tipis sekali bedanya!” gumam Ajey ditengah lamunannya. Matanya menatap kosong kearah langit-langit kamarnya. Sondi mengerutkan dahinya mendengar gumaman Ajey. “Batas baik dan buruk pun tipis sekali!” lanjut Ajey lagi.
“Tipis? Beda? Apa yang tipis, Jey?” heran Sondi.
“Lihat saja! Antara cinta dan nafsu saat ini sulit untuk dibedakan!”
“Memang kenapa gitu?” Sondi kembali bertanya, sesaat Ajey tak menjawab, Sondipun tak berkata-kata lagi, sementara pandangan Ajey tetap tak berubah, ia terus menatap langit-langit kamarnya.
“Garis pemisah antara baik dan buruk sulit dibaca! Orang berbuat baik, malah dikatakan jahat! Orang berbuat buruk, malah dibilang hak asasi!”
“Loe ngomongin apa sih, Jey?” Sondi kembali bertanya.
“Ini bukan demokrasi! Ini dekadensi!” Ajey menghentakkan telapak tangannya ke lantai. Sesaat Sondi terkejut.
“Demokrasi? Dekadensi? Loe ngomongin apaan sih?”
“Pornografi, erotisme, malah dibilang seni!”
“Pornografi? Erotisme?” Sondi semakin heran.
“Bahkan disana, di warnet-warnet, kebaikan dan keburukan hanya dipisahkan oleh sebuah sentuhan halus yang berbunyi ‘klik’, maka batas-batas pemisah itu akan hancur!”
“Jey?! Loe kenapa? Kesurupan ya???” Sondi menghentakkan tangannya ke pundak Ajey. Kali ini Ajey menoleh ke arah Sondi.
“Orang berkata benar malah dibilang kesurupan! Dunia ini sudah aneh!” ucap Ajey.
“Yee… Loe yang aneh!” balas Sondi.
“Loe yang nggak mikir!” balas Ajey lagi.
“Gua nggak ngerti…” ucap Sondi polos.
“Nggak cuma loe, ribuan bahkan jutaan orang diluar sana juga nggak ngerti! Bahkan nggak mau ngerti!”
“Wah! Parah loe, Jey. Istigfar, Jey… Istigfar!” ucap Sondi.
“Loe tetap juga nggak ngerti!” lirih Ajey.
“Sebentar ya, Jey. Gua panggil temen-temen buat nolongin loe… Istigfar Jey, ya” ucap Sondi sembari pergi keluar dari kamar dan meninggalkan Ajey sendiri.
“Silakan panggil semua orang, biar semua dengar!” ucap Ajey dengan nada lebih tinggi.
“Wah! Gawat ini!” lirih Sondi sambil terus berlalu dan akhirnya tak terlihat lagi, terhalang oleh dinding kamar.
Tak lama kemudian, terdengar suara Sondi berteriak, “Woi…!!! Temen-temen… Kesini…! Tolongin gua, si Ajey kesurupan…!!!” (Khajeya)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home